Rabu, 24 September 2014

Herbalife Independent Distributor Ambon/ Namlea

PUSAT DISTRIBUTOR HERBALIFE NAMLEA

SMS Order  085336238196 (Arief Rahman Tuaputty)


Herbalife Indonesia – Meski bobot tubuh ideal, ukuran pinggang yg melebihi ambang batas normal dpt meningkatkan risiko penyakit kronis seperti gangguan jantung, hipertensi, diabetes & peningkatan kadar kolesterol jahat dlm darah.
- Berdasar studi yg dipublikasikan The Journal of Clinical Epidemiology, Jika ukuran lingkar pinggang menyentuh angka 35 inci pada wanita & 40 inci pada pria, atau lebih, perlu waspada karena masuk kategori BAHAYA
- Lingkarkan meteran tubuh yg biasa digunakan penjahit di atas pusar. The International Journal of Obesity memberi pedoman sederhana: lingkar pinggang harus KURANG DARI SETENGAH tinggi badan.
- Lingkar pinggang merupakan ukuran multidimensi lemak perut, yg berada tepat di ‘PABRIK’ bahan² kimia penyebab penyakit. Lemak perut berfungsi sebagai organ yg menghasilkan puluhan bahan kimia yg perlahan akan menjadi racun bila diproduksi berlebih.
- Studi Universitas of Alberta juga menyimpulkan, ukuran lingkar pinggang merupakan faktor deteksi kuat terkait kesehatan jangka panjang.
So, jangan remehkan ukuran lingkar pinggang yg terus melebar Bukan semata persoalan estetika, tapi kesehatan jangka panjang.
Rekomendasi yang tepat untuk mengecilkan ukuran lingkar pinggang, yaitu dengan Program Pengelolaan Berat Badan Herbalife Indonesia.


Rp. 366.000
SHAKE MIX Nutritional Formula 1 dari Herbalife adalah minuman andalan yang berfungsi untuk menurunkan berat badan maupun meningkatkan berat badan

SHAKE ini memiliki 3 rasa: COKLAT, STRAWBERRY, VANILLA.
kelebihan nutrisi SHAKE MIX Herbalife ialah SHAKE MIX mengandung protein dari kedelai yang tidak mengandung purin sangat aman dan baik untuk penderita asam urat, kanker payudara (breast cancer), Keropos tulang (Ostheoporosis) dan menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh, baik untuk jantung dan menyeimbangkan hormon dalam tubuh.

Protein dalam SHAKE mudah sekali diserap oleh sistem pencernaan. SHAKE sangat baik untuk penderita diabetes melitus (kencing manis) karena mengandung fructose yaitu sumber utama karbohidrat yang terbuat dari sari madu murni kualitas terbaik yang dikeringkan.

Fungsi dan kandungan SHAKE Mix Herbalife
1) Protein kedelai. Protein diet yang berguna untuk memperbaiki dan memelihara pertumbuhan tiap sel dalam tubuh.
2) Vitamin A. Diperlukan untuk kesehatan mata, pertumbuhan tulang
3) Vitamin D. Membantu tubuh dalam penggunaan kalsium dan fospor untuk tulang dan gigi yang kuat
4) Vitamin E. Sangat penting bagi jantung, sirkulasi darah, syarat, otot, dan sel darah merah
5) Vitamin C. Antioksidan, membantu memerangi infeksi. sangat diperlukan untuk kulit sehat dan asupan gizi.
6) Tiamin. Diperlukan untuk melepaskan energi yang berasal dari karbohidrat, membantu proses kerja syaraf.
7) Riboflavin. Sangat diperlukan oleh mata. dibutuhkan untuk mengubah protein, lemak, dan karbohidrat menjadi energi.
8) Niasin. Sangat penting untuk melepaskan energi dalam sel. Membantu meningkatkan sistem kerja syaraf dan pencernaan.
9) Vitamin B6. Meningkatkan kesehatan kulit dan syaraf. Sangat penting bagi metanolisme protein.
10) Asam Folat. Sangat penting bagi pertumbuhan dan reproduksi sel. Membantu mempertahankan Homocysteine. Sangat penting bagi wanita hamil
11) Vitamin B12. Mengandung elemen mineral. Diperlukan untuk produksi sel darah merah.
12) Biotin. Penting untuk metabolisme lemak dan protein
13) Panthotenic Acid. Penting untukn melepaskan energi yang berasal dari makanan. Membantu mengatasi infeksi.
14) Kalsium. Membangun tulang dan gigi yang kuat dan sehat. Dibutuhkan untuk mendapatkan syarat dan otot yang kuat.
15) Zat Besi. Penting bagi penyaluran oksigen melalui sel darah merah hemoglobin.
16) Fospor. Terdapat dalam setiap sel dalam tubuh. Dibutuhkan untuk struktur tulang dan gigi normal
17) Magnesium. Penting untuk fungsi otot dan syaraf. Pelepasan energi, reproduksi sehat dan sistem kekebalan tubuh.
18) Seng. Dibutuhkan untuk reproduksi sehat dan sistem imunisasi serta perbaikan dan pemulihan sistem jaringan tissue.
19) Iodium. Membantu dalam meningkatkan produksi tiroid.
20) Potasium. Mineral Makro yang sangat penting bagi fungsi syaraf. Membantu meningkatkan keseimbangan air dalam tubuh secara alamiah.
21) Tembaga. Diperlukan untuk pembentukan melanin dan metabolisme zat besi.
22) Selenium. Bekerja bersama-sama Vitamin E sebagai antioksidan dan menetralisir radikal bebas.
23) Mangaan. Dibutuhkan tulang dan sistem syaraf.
24) Serat Gandum. Mengandung serat yang sangat tinggi dimana menurut penelitian dapat membantu mendukung suplay darah secara sehat.

Hasil dari penelitian Shake Mix Herbalife Menurut John Heinnerman, Ph.d. Dalam bukunya yang berjudul “ The magic of Soybean”
sangat membantu untuk keluhan:

1) Menurunkan resiko kanker payudara
2) Mengandung antioksidan
3) Menurunkan kadar kolesterol
4) Penyembuhan kanker usus
5) Meningkatkan keawetan tulang / mencegah osteoporosis
6) Meningkatkan keluhan "hot flashes"
7) Meningkatkan kekebalan tubuh
8) Baik Sebagai sumber protein pada penyakit ginjal
9) Menekan resiko kanker paru
10) Menekan resiko kanker prostat
11) Meningkatkan kekebalan tubuh
12) Menurunkan tingkat kekeringan vagina
13) Menurunkan keluhan dyspareumia
14) Memperbaiki Memori
15) Menurunkan Kelelahan
16) Meningkatkan (super oxide dismutase, aktivitas katalase, meningkatkan GPX limposti)
17) Mencegah segala macam kanker
18) memperbaiki ideal bentuk tubuh dan berat badan.

CARA MENYAJIKAN SHAKE:
1. SHAKE harus dilarutkan dalam air dingin atau air biasa. SHAKE TIDAK BOLEH DICAMPUR DENGAN AIR PANAS ATAU HANGAT! Karena akan merusak kandungan proteinnya.
2. SHAKE harus dikocok dengan shaker Herbalife hingga larut dan tercampur. Bisa juga dengan menggunakan blender agar tercampur secara halus dan jangan sampai menggumpal
3. Bisa dicampur dengan buah-buahan yang anda sukai.




Rp. 146.000
Fiber Herb Herbalife
Isi: 180 tablets
Berat : 350 gram
Mengandung serat alami dan rempah herbal pilihan yang terbaik.
Membantu tubuh anda dalam pembersihan diri (detoksifikasi).
Melancarkan pencernaan dan pembuangan.
Bekerja di vili-vili usus (rambut-rambut halus di dinding usus bagian dalam) untuk mengangkat lemak dan racun membantu proses penyerapan nutrisi
Efektif untuk :
Proses Detoksifikasi, mengikat racun dalam usus dan mencegah absorbsi racun-racun
Mengangkat lemak, membantu proses penyerapan nutrisi dan bekerja pada villi-villi usus
Melancarkan proses kerja pencernaan dan pembuangan sisa-sisa makanan
Mencegah kanker usus besar
Membantu memperlambat penyerapan gula kedalam darah, baik bagi penderita diabetes
Mengikat asam empedu
Menurunkan serum kolesterol
Sangat baik juga untuk melembutkan sisa kotoran tubuh anda.



Rp. 359.000
Herba Aloe Herbalife
LIDAH BUAYA mempunyai kesan yang purgative iaitu memiliki kesan pencahar yang sangat sesuai untuk wanita-wanita yang sedang berdiet atau ingin kurus dan sebagai penyembuh luka. -istimewa untuk kulit,kerana kandungan lignin mampu menembus dan meresap lebih cepat kedalam kulit. -mampu mengawal kehilangan air dari badan dan mengelakkan kulit dari cepat kering dan terjaga kelembapan. -membantu membersihkan bahagian perut dan saluran pencernaan. -dapat menaikkan seri muka agar lebih nampak halus dan licin disamping dapat mempercepatkan penyembuhan jerawat dan parut jerawat. POTENSI PENGGUNAAN ALOE VERA MENYELURUH,SAMA ADA UNTUK KEGUNAAN KOSMETIK LUARAN SEBAGAI PENYUBUR RAMBUT,UBAT JERAWAT,ATAU PENYEMBUH LUKA TERBAKAR SEHINGGALAH UNTUK PENGAMBILAN DALAMAN DI DALAM BENTUK MINUMAN BAGI MENGATASI MASALAH ASMA,SESAK NAFAS,BUASIR DAN SEBAGAINYA. KEGUNAAN DALAMAN:- ALOE VERA mencegah kanser paru-paru


Rp. 242.000
N R G Tea
-Membantu meningkatkan stamina secara optimal.
-Meningkatkan daya pikir dan konsentrasi.
-Meningkatkan kewaspadaan mental dan keseimbangan emosi.
-Memperbaiki masalah yang timbul di kepala, seperti: Pusing dan Migrain.
-Memperbaiki sistem pernafasan, seperti: Ashma
Memperbaiki masalah Alergi.
-Sangat baik untuk orang yang gemar berolahraga


Rp. 359.000
Herbal Concentrate (Thermojetics Tea) HERBALIFE diformulasikan untuk program penurunan berat badan tanpa harus berolah raga secara rutin.
Thermojetics Tea ini terbuat dari campuran teh rendah kalori yang bisa dinikmati sepanjang hari untuk menimbulkan energi alami dari dalam tubuh.
Campuran ini termasuk bahan thermojetic dan anti oksidan yaitu teh hijau yang membuatnya menjadi bagian ideal dari program penurunan berat badan.

Thermojetics Tea HERBALIFE ini berfungsi :
·         Membakar asam lemak yang ada di dalam pembuluh darah menjadi energi yang alami.
·         Membakar kalori dan lemak berlebih di dalam tubuh kemudian mengubahnya menjadi energi.
·         Menjaga stamina tubuh agar tidak loyo, tetap enerjik dan segar setiap hari.
·         Dapat mengurangi kecanduan teh atau kopi.
Thermojetics Tea HERBALIFE ini bisa disajikan dengan air panas maupun dingin.
100% HALAL, izin Depkes, BPOM, MUI.


CARA PEMAKAIAN :
Ambil thermojetics tea 1/2 sendok teh kemudian dicampur dengan 2-3 tutup botol Aloe Herbal Concentrate, kemudian tuang air panas atau dingin kurang lebih 200-250 ml. Diminum 2-3 kali sehari.

Rp.218.000
Cell U Loss Tablet sangat efektif untuk mencegah dan menghilangkan selulit (lemak dan cairan yang menggumpal - gumpal di bawah kulit), serta menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Cell U Loss akan membuat kulit tetap kencang selama proses penurunan berat badan.

Di samping itu, Cell U Loss Tablet dilengkapi dengan vitamin C sebagai antioksidant dan mineral Potassium yang baik untuk kesehatan syaraf dan jantung. Dan jika di konsumsi bersamaan dengan Herbal Concentrate Tea maka fungsinya akan lebih maksimal.


Rp. 292.000
Lippo Bond (90 Tablet)
Khusus diformulasikan untuk memberi rasa puas/kenyang
Disebut sebagai Pemblokir Lemak (Fat Blocker) yaitu mengikat lipid lemak dan mengeluarkannya dari tubuh sebagai buangan.
Cara Konsumsi: Minum 3 kali sehari masing-masing 1(satu) tablet yaitu pagi, siang dan malam hari,
Sebaiknya diminum 1/2jam sebelum makan.
Untuk pemakaian kurang lebih 1 bulan
100% HALAL


Rp. 346.000
Herbalife Multivitamin Complex (Formula 2)
merupakan multivitamin setiap hari untuk kesehatan jangka panjang. Komposisi dari Herbalife Multivitamin Complex (Formula 2) sebagai berikut :
Mengandung berbagai nutrisi penting dan antioksidan yang menyehatkan dan menambah vitalitas.
·         Membantu menjaga berat badan.
·         Membantu menjaga kesehatan tulang, kulit, rambut dan sistem kekebalan tubuh.
Stres, pola makan yang tidak sehat dan polusi bisa menyerap berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Akibatnya, badan terasa letih, gampang sakit dan sukar menurunkan berat badan.
Formula 2 Multivitamin Complex mengandung beragam vitamin dan mineral yang penting serta tumbuhan pilihan yang menyehatkan badan.
Manfaat dari Herbalife Multivitamin Complex (Formula 2) adalah :
·         Memperbaiki metabolisme dan mempercepat turun berat badan.
Ini merupakan Multivitamin lengkap untuk kesehatan anda karena tablet ini mengandung lebih dari 20 nutrisi penting dan antioksidan yang diantaranya asam folat, kalsium dan besi serta mengandung vitamin C.E, betacarotene dan selenium yang melindungi sel-sel tubuh dari pengrusakan yang diakibatkan radikal bebas.
Dengan mengkonsumsi folic acid, vitamin B6, vitamin B12 yang menyehatkan sebagian dari “Diet Rendah Lemak yang Jenuh dan Kolestrol”.
Membantu menjaga kesehatan tulang, kulit, rambut dan sistem kekebalan tubuh.
Departemen Kesehatan Amerika menyarankan agar wanita setiap hari mengkonsumsi o.4 mg folic acid yang bisa didapat dari makanan, suplemen, atau keduanya demi mengurangi resiko kerusakan syaraf.
Dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga sangat baik bagi anda yang sering Letih, Lesu dan mudah terserang penyakit yang mengganggu aktifitas anda di kehidupan sehari-hari.
Cara Konsumsi:
Minum Herbalife Multivitamin Complex (Formula 2) masing-masing 1 tablet pagi, siang dan malam 30 menit sebelum makan.
Cara Mengecilkan Perut , Paha Dan Lengan
cara mengecilkan perut Serta Mengecilkan Paha Dan Lengan secara cepat , mudah dan efektif perlu di waspadai karena ditakutkan mampu mengganggu kesehatan tubuh. Cara mengecilkan perut harus dilakukan dengan hati-hati. Jika Anda salah mengambil langkah maka akan berbahaya bagi kesehatan tubuh Anda. Misalnya, cara mengecilkan perut gemuk dengan diet jika Anda tidak mengetahui bagaimana cara berdiet yang baik bisa jadi Anda akan jatuh sakit. Coba simak beberapa tips aman dan alamicara mengecilkan perut , Paha Dan Lengan berikut.
Penyebab Perut Buncit , Sebelum masuk pada tips cara alami mengecilkan perut, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu penyebab perut buncit. Tujuannya agar ketika berhasil cara mengecilkan perut, Paha Dan Lengan Anda dapat menghindari hal-hal yang dapat membuat perut buncit kembali. Beberapa hal yang dapat mengakibatkan perut buncit di antaranya:
* Gen, jika orang tua memiliki perut yang buncit maka anaknya akan berpotensi memiliki perut buncit juga. Walaupun demikian, faktor genetik tidak berpengaruh besar terhadap faktor yang menyebabkan perut buncit.
* Minuman beralkohol. Meminum terlalu banyak minuman beralkohol dapat menyebabkan penimbunan lemak di perut.
* Pola makan. Makan pada larut malam dapat membuat perut buncit, karena tidak beraktivitas setelah makan. Sisa kalori disimpan tumbuh menjadi lemak.
* Usia, tidak dapat dipungkiri, semakin bertambah usia seseorang maka aktivitas yang mereka lakukan pun akan berkurang. Ini dapat mengakibatkan otot mengendor dan membuat perut bertambah besar.

Tips Cara Alami Mengecilkan Perut , Paha Dan Lengan
* Makanlah makanan secara perlahan. Memakan makanan dengan cepat dapat mengakibatkan tertahannya udara dalam usus sehingga dapat mengciptakan gas dan mengakibatkan perut buncit.
* Kurangi makanan berlemak, dan perbanyak memakan makanan berserat seperti pear dan apel. Makanan berserat berfungsi untuk melancarkan pencernaan. Penumpukan makanan pada perut tentu saja dapat membuat perut menjadi buncit.
* Memakan makanan yang mengandung karbohidrat dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan.
* Kurangi mengkonsumsi garam. Garam dapat mengakibatkan perut terasa penuh dan menggelembung.
* Hindari minuman bersoda dan perbanyak minum jus buah. Selain berfungsi untuk detox, jus buah juga bisa mengurangi rasa lapar.
* Jangan tidur terlalu larut dan beristirahatlah dengan cukup. Tidur pada pukul 10 dan bangun pada pukul 5 pagi. Pada saat tidur, usahakan memakai pakaian yang longgar sehingga tubuh dapat bernafas dengan baik.

Pembayaran Dapat COD ( Bertemu langsung  ) atau
Via
Rek BRI 0094-01-037613-50-6 An Arief Rahman Tuaputty.
HP. 085336238196
Email : Ray_dezt@yahoo.co.id
PIN BB : 295C3B11

Setelah kirim, Kami akan langsung sms nomor Resi Pengirimanya: )

Selasa, 07 Januari 2014

:: KISAH HIKMAH AYAH DAN ANAK ::




 Seorang anak sedang berkendara dengan ayahnya menuju suatu tempat.

Setelah beberapa kilometer, tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang. Langit menjadi gelap dan beberapa kendaraan mulai menepi.

"Bagaimana ayah ? Kita berhenti ?" Tanya sang anak.

"Teruslah mengemudi!" Kata sang ayah.

Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang. Hujan pun turun dengan deras. Beberapa pohon bertumbangan, suasana menjadi sangat menakutkan.

"Ayah..?" Ucap anak ragu.

"Teruslah mengemudi, tingkatkan perhatian dan lebih waspada!" Kata sang ayah sambil terus melihat kedepan.

Si anak tetap mengemudi dengan bersusah payah. Hujan lebat menghalangi pandangan. Anginpun mengguncangkan mobilnya.

Si anak mulai takut. Tapi dia tetap mengemudikan mobilnya secara perlahan sesuai perintah ayahnya.

Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, hujan mulai reda & angin mulai berkurang.

Setelah beberapa kilometer lagi, sampailah mereka di tempat Ɣªήg kering & mereka melihat matahari muncul dari balik awan.

"Silahkan kalau mau berhenti dan keluarlah" kata sang ayah.

"Kenapa sekarang?" Tanya si anak.

"Tengoklah ke belakang agar engkau bisa melihat seandainya engkau tadi berhenti di tengah badai itu."

Si anak berhenti & keluar dari mobil itu. Lalu dia melihat jauh ke belakang, disana badai masih berlangsung.

Si anak lalu membayangkan bila mereka berhenti dan terjebak. Mereka pasti terjebak dalam suatu ketakutan karena tak tahu kapan badai akan berakhir dan apa Ɣªήg terjadi selanjutnya.

Jadi Jika kita menghadapi "badai" kehidupan, maka teruslah berjalan. Jangan pernah berhenti, jangan pernah putus asa.

Kita tidak pernah berjalan sendiri, ada DIA yang selalu menyertai kita dan akan memberikan jalan keluar yang terbaik pada saat yang tepat.

" AKU menurut persangkaan hambaku"

Artinya kalau kita melihat sesuatu kejadian atau musibah yang menimpa kita dan kita selalu bersangka baik kepada ALLAH, bhw kejadian itu hanya bersifat sementara dan akan indah pada waktunya.

Maka yakinlah bhw sesuatu yang indah akan menjelma dan mewujud dalam bentuk yg sebaik2nya, baik menurut-NYA dan pasti baik juga buat kita semua....


Semoga bermanfaat.

JILBAB ITU,,,!!!!!



JILBAB ITU  ....


Benar..Berjilbab belum tentu baik imannya.Akan tetapi wanita yang baik iman sudah pasti berjilbab bukan?
Benar..Menutup aurat bukan jaminan nggak pernah berbuat dosa.Akan tetapi menutup aurat sudah pasti mengurangi dosa.Minimal telah menggugurkan dosa kewajiban menutup aurat.!
Benar..Berjilbab nggak jaminan selalu dekat dengan Allah.Akan tetapi yang pasti ia ingin mendekat kepada Allah.
"MENDING NGGAK BERJILBAB KALAU KELAKUAN MASIH PENUH MAKSIAT!"
Nah..Ini kalimat yang menyesatkan.Serupa dengan ajakan setan.Yang baik diperlihatkan jelek.Yang jelek diperlihatkan baik.
Berjilbab itu adalah untuk memperjelas jati diri.Melindungi kehormatan dan kemuliaan yang tak akan terganti Kelak.
Jilbab menentukan pasangan hidupmu.Karena wanita yang taat sangat berhak punya pendamping yangtaat.Itu janji Allah.Bukan hanya pemanis kata-kata tanpa makna..
Jilbab itu adalah penjaga diri bagi lelaki yang jahat.Dan jilbab adalah perhiasan terindah bagi lelaki yang taat.
Kenapa mesti berjilbab?Karena itu adalah perintah-Nya.Karena itu akan melindungi wanita dari lelaki yang suka maksiat..
Wahai Sahabat, Apakah Kalian
SETUJU..?Jika setuju share postingan ini ..

Senin, 06 Januari 2014

Manajemen Lingkungsn Hidup Kabupaten Banyuasin

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kesehatan yang merupakan hak dasar manusia menjadikan salah  satu aspek kualitas sumber daya manusia yang sangat penting. Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat secara jasmani dan rohani diharapkan menjadi manusia berkualitas sehingga bisa ikut berperan aktif dalam pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Hendrik L Blum mengemukakan teori bahwa  ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.  Lingkungan berpengaruh pada terjadinya suatu penyakit, dimana faktor lingkungan memberikan pengaruh dan peranan terbesar. Keempat faktor tersebut disamping berpengaruh langsung pada kesehatan juga saling berpengaruh satu sama lain. Kualitas Lingkungan yang buruk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan di masyarakat. Tingginya angka kesakitan penyakit infeksi berbasis lingkungan masih merupakan masalah utama di Indonesia, sehingga diperlukan suatu upaya yang mengarah pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya peningkatan kesehatan lingkungan.
Lingkungan merupakan tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu ( Al. Slamet Riyadi, 1976 dalam dasar-dasar kesehatan lingkungan).

Kesehatan Lingkungan menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar bisa menjamin keadaan sehat dari manusia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan diantaranya penyediaan air bersih /air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas dan padat, pencegahan kebisingan, pencegahan penyakit bawaan air, udara, makanan,  dan vektor, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman dan bahan berbahaya. Kesehatan lingkungan merupakan salah satu program dari enam usaha kesehatan dasar kesehatan masyarakat.  Kesehatan lingkungan ini sangat erat sekali hubungannya dengan kesehatan masyarakat. (Soemirat, 2009 : 6).
Menurut Ricki M Mulia dalam bukunya Kesehatan Lingkungan (2005)  bahwa keadaan Lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang  atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan.
Dalam pencapaian Indonesia Sehat, Lingkungan yang diharapkan bagi terwujudnya keadaan sehat bagi masyarakat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan sehat (Hasyim, 2008).
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya  (Solihat, dkk. 2010).
Kabupaten Banyuasin adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin yang terbentuk berdasarkan UU No. 6 Tahun 2002. Dimana salah satu misinya Menciptakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk menjamin keberlanjutan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin merupakan SKPD yang menyelenggarakan sistem kesehatan di Kabupaten Banyuasin, dimana salah satu program yang diselenggarakan adalah Program Kesehatan Lingkungan Berkelanjutan yang diarahkan untuk pencapaian visi “Banyuasin Sehat dan Berkualitas Tahun 2013”. Berdasarkan gambaran tersebut penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul “Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Berkelanjutan di Kabupaten Banyuasin”

1.2     Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana gambaran umum Kabupaten Banyuasin?
2.      Program-program kesehatan lingkungan apa saja yang diselenggarakan di         Kabupaten                            Banyuasin?
3.       Bagaimana gambaran kesehatan lingkungan dan faktor-faktor yang      mempengaruhi kesehatan                     lingkungan di Kabupaten Banyuasin?
4.       Apa saja yang menjadi faktor penyebab permasalahan kesehatan lingkungan    di Kabupaten                     Banyuasin?
5.       Bagaimana sistem pengelolaan kesehatan lingkungan yang diselenggarakan                                                   di Kabupaten Banyuasin

1.3    Tujuan Penulisan
          Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
- Tujuan Umum
Mendapatkan Informasi mengenai Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Berkelanjutan di Kabupaten Banyuasin.
- Tujuan Khusus
a. Mendapatkan informasi gambaran umum Kabupaten Banyuasin
b. Mendapatkan Informasi tentang program-program kesehatan lingkungan yang   diselenggarakan di Kabupaten Banyuasin.
c.  Mendapatkan informasi tentang kesehatan lingkungan dan faktor-faktor yang                mempengaruhi kesehatan lingkungan di Kabupaten Banyuasin.
d.  Mendapatkan informasi tentang  faktor penyebab permasalahan kesehatan         lingkungan di Kabupaten Banyuasin.
e.  Mendapatkan Informasi tentang sistem pengelolaan kesehatan lingkungan yang             diselenggarakan di Kabupaten Banyuasin.

1.4    Manfaat Penulisan
Melalui penulisan yang kami lakukan ini, kita bisa mengetahui dan memahami gambaran umum Kabupaten Banyuasin, program-program kesehatan lingkungan yang             diselenggarakan di Kabupaten Banyuasin, kesehatan lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan di Kabupaten Banyuasin, faktor penyebab permasalahan kesehatan lingkungan di Kabupaten Banyuasin, serta sistem pengelolaan kesehatan lingkungan yang diselenggarakan di Kabupaten Banyuasin.

1.5     Sistematika Penulisan
Bab I:
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah apa saja yang akan dibahas dalam makalah ini, tujuan serta manfaat penulisan makalah ini untuk apa, serta sistematika penulisan makalah ini seperti apa saja dan bagaimana caranya. Sehingga, Bab I ini sebagai pengantar untuk memahami dan mempelajari makalah ini.
Bab II:
     Dalam bab II  ini berisi tentang penjabaran dan penjelasan yang ada dalam rumusan masalah dalam bab I yaitu gambaran umum Kabupaten Banyuasin, program-program kesehatan lingkungan yang diselenggarakan di Kabupaten Banyuasin, kesehatan lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan di Kabupaten Banyuasin, faktor penyebab permasalahan kesehatan lingkungan di Kabupaten Banyuasin, serta sistem pengelolaan kesehatan lingkungan yang diselenggarakan di Kabupaten Banyuasin.
Bab III:
     Bab III ini merupakan bab yang terakhir dalam pembuatan makalah ini. Isinya tentang kesimpulan dan saran yang kami sampaikan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kesehatan Lingkungan
    
2.1.1 Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan
A.   Pengertian kesehatan
      1)    Menurut WHO  adalah  keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yang tidak                    hanya berarti suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan kecacatan.
      2)    Menurut UU No 23/1992 tentang kesehatan adalah  keadaan sejahtera dari badan,             jiwa              dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial   dan ekonomis.

B.   Pengertian lingkungan
1)    Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960) adalah sejumlah kondisi   di luar dan                  mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme.
2)    Menurut Encyclopaedia Americana (1974) adalah pengaruh yang ada di     atas/sekeliling organisme.
3)    Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah tempat pemukiman dengan segala        sesuatunya                  dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang     secara langsung maupun              tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.

C.               Pengertian kesehatan lingkungan
1)    Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) adalah suatu            kondisi              lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis       antara manusia dan                lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup      manusia yang sehat dan bahagia.
2)    Menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keseimbangan ekologi   yang harus ada            antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan    sehat dari manusia.
3)    Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, c) Slamet   Riyadi, WHO dan        Sumengen) adalah upaya perlindungan, pengelolaan, dan            modifikasi lingkungan yang                      diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat           kesejahteraan manusia yang semakin            meningkat.


2.1.2  Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
A.   Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
1)    Penyediaan Air Minum
2)    Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3)    Pembuangan Sampah Padat
4)    Pengendalian Vektor
5)    Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6)    Higiene makanan, termasuk higiene susu
7)    Pengendalian pencemaran udara
8)    Pengendalian radiasi
9)    Kesehatan kerja
10)  Pengendalian kebisingan
11)  Perumahan dan pemukiman
12)  Aspek kesling dan transportasi udara
13)  Perencanaan daerah dan perkotaan
14)  Pencegahan kecelakaan
15)  Rekreasi umum dan pariwisata
16)  Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,                                        bencana alam dan perpindahan penduduk.
17)  Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

B.   Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesehatan           lingkungan ada        8, yaitu :
1)    Penyehatan Air dan Udara
2)    Pengamanan Limbah padat/sampah
3)    Pengamanan Limbah cair
4)    Pengamanan limbah gas
5)    Pengamanan radiasi
6)    Pengamanan kebisingan
7)    Pengamanan vektor penyakit
8)    Penyehatan dan pengamanan lainnya, misal Pasca bencana

2.1.3 Sasaran Kesehatan Lingkungan
                   Adapun sasaran kesehatan lingkungan berdasarakan pasal 22 ayat (2) UU  No 23 Tahun 1992, meliputi :
1)    Tempat umum (hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis)
2)    Lingkungan pemukiman (rumah tinggal, asrama/yang sejenis)
3)    Lingkungan kerja (perkantoran, kawasan industri/yang sejenis)
4)    Angkutan umum (kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum)

2.1.4  Konsep Hubungan Interaksi antara Host-Agent-Environment
A.   Tiga komponen/faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit Model Ecology            (Jhon                  Gordon).
1)    Agent (Agen/penyebab)  adalah penyebab penyakit pada manusia
2)    Host (tuan Rumah / Induk semang / penjamu / pejamu) adalah manusia yang           ditumpangi                       penyakit
3)    Lingkungan/environmental adalah Segala sesuatu yang berada di luar kehidupan    organisme, contoh:             Lingkungan Fisik, Kimia, Biologi.
B.   Karakteristik 3 komponen/ faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit
1)    Karakteristik Lingkungan
    Fisik (Air, Udara, Tanah, Iklim, Geografis, Perumahan, Pangan, Panas, radiasi)
    Sosial (Status sosial, agama, adat istiadat, organisasi sosial politik, dll)
    Biologis (Mikroorganisme, serangga, binatang, tumbuh-tumbuhan)
2)    Karakteristik Agent/penyebab penyakit
       Agent penyakit dapat berupa agent hidup atau agent tidak hidup. Agent penyakit dapat                            dikualifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu :
a.       Agent biologis
Tabel 1
Beberapa penyakit beserta penyebab spesifiknya
Jenis agent
Spesies agent
Nama penyakit
Metazoa
Ascaris lumbricoides
Ascariasis
Protozoa
Plasmodium vivax
Malaria Quartana
Fungi
Candida albicans
Candidiasis
Bakteri
Salmonella typhi
Typhus abdominalis
Rickettsia
Rickettsia tsutsugamushi
Scrub typhus
Virus
Virus influenza
Influenza

b.  Agent nutrien (protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air)
c.  Agent fisik (suhu, kelembaban, kebisingan, radiasi, tekanan, panas)
d.  Agent chemis/kimia (eksogen, contoh: alergen,gas, debu ; endogen, contoh :      metabolit,                            hormon)
e.  Agent mekanis (gesekan, pukulan, tumbukan, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan)
3)    Karakteristik Host/pejamu
       Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung dari karakteristik yang dimiliki oleh masing – masing individu, yakni :
    Umur (penyakit arterosklerosis pada usia lanjut, penyakit kanker pada usia pertengahan)
    Seks (resiko kehamilan pada wanita, kanker prostat pada laki-laki)
    Ras (sickle cell anemia pada ras negro)
    Genetik (buta warna, hemofilia, diabetes, thalassemia)
    Pekerjaan (asbestosis, bysinosis)
    Nutrisi (gizi kurang menyebabkan TBC, obesitas, diabetes)
    Status kekebalan (kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama dan seumur hidup)
    Adat istiadat (kebiasaan makan ikan mentah menyebabkan cacing hati)
    Gaya hidup (merokok, minum alcohol)
    Psikis (stress menyebabkan hypertensi, ulkus peptikum, insomnia)

2.1.5   Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
A.   Air Bersih
       Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
1)    Syarat Fisik (Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna)
2)    Syarat Kimia (Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan    maks 500 mg/l
3)    Syarat Mikrobiologis (Koliform tinja/total koliform maks 0 per 100 ml air)
       
       Ada 4 macam klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai media penularan penyakit yaitu ( kusnoputranto , 1986)  :
1)    Water Borne Disease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air yang     terkontaminasi oleh                 bakteri pathogen dari penderita atau karier. Bila air yang             mengandung kuman pathogen                 terminum maka dapat terjadi penjakitan pada orang         yang bersangkutan, misalnya : Cholera,             Typoid, Hepatitis dan Dysentri Basiler.
2)    Water Based Disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui     persediaan air             sebagai pejamu (host) perantara, misalnya : Schistosomiasis.
3)    Water Washed Disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan               kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama    alat dapur dan alat makan,               misalnya ; diare,  Cholera, Typoid, dan Dysentri Basiler.
4)    Water  Related Insect Vectors, vektor-vektor insektisida yang berhubungan dengan            air,              yaitu penyakit yang vektornya berkembang biak dalam air, misalnya : malaria,   demam berdarah,              Yellow Fever, Tryponosomiasis.

B.   Pembuangan Kotoran dan Tinja
       Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
1)    Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
2)    Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air    atau sumur
3)    Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
4)    Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
5)    Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila memang benar-benar   diperlukan, harus                  dibatasi seminimal mungkin.
6)    Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang. Metode      pembuatan dan          pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

C.   Kesehatan Pemukiman
       Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1)    Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup,                  terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2)    Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu privacy yang cukup, komunikasi yang sehat            antar                anggota keluarga dan penghuni rumah
3)    Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah         dengan                        penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas            vektor penyakit dan        tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar             matahari pagi, terlindungnya                makanan dan minuman dari pencemaran, disamping   pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
4)    Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar              maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,           konstruksi yang tidak                mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung       membuat penghuninya jatuh                        tergelincir.

D.               Pembuangan Sampah
       Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :
1)   Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah   jumlah penduduk       dan kepadatannya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tingkat sosial     ekonomi, letak geografis, iklim,         musim, dan kemajuan teknologi.
2)   Penyimpanan sampah.
3)   Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
4)   Pengangkutan
5)   Pembuangan
       Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.

E.   Serangga dan Binatang Pengganggu
       Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.        Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.      
      
       Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.

F.    Makanan dan Minuman
       Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
       Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :
1)    Persyaratan lokasi dan bangunan
2)    Persyaratan fasilitas sanitasi
3)    Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
4)    Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
5)    Persyaratan pengolahan makanan
6)    Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
7)    Persyaratan peralatan yang digunakan.

G.   Pencemaran Lingkungan
       Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll.
       Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan.
       Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.

2.1.6   Penyebab Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
       Adapun penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia, meliputi:
1)    Pertambahan dan kepadatan penduduk.
2)    Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar penduduk
3)    Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.

2.1.7    Hubungan dan Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Kesehatan            Masyarakat di Perkotaan dan Pemukiman.
       Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai berikut :
1)    Urbanisasi (kepadatan kota, keterbatasan lahan, daerah slum/kumuh, sanitasi          kesehatan lingkungan buruk
2)    Kegiatan di kota (industrialisasi yang menghasilkan limbah cair, lalu dibuang tanpa            pengolahan ke sungai. Sementara itu sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci,    kakus, sehingga dapat menyebabkan penyakit menular)
3)    Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi: emisi gas buangan/asap yang mencemari udara kota, sehingga udara menjadi tidak layak dihirup dan      menyebabkan penyakit ISPA.

2.1.8   Kabupaten/Kota Sehat (Healthy City)
       Dalam tatanan desentralisasi/otonomi daerah di bidang kesehatan, pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010 ditentukan oleh pencapaian Visi Pembangunan Kesehatan setiap provinsi (yaitu Provinsi sehat). Khusus untuk Kabupaten/Kota, penetapan indikator hendaknya mengacu kepada indikator yang tercantum dalam Standard Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. SPM ini dimasukkan sebagai bagian dari Indikator Kabupaten/Kota Sehat. Kemudian ditambah ha-hal spesifik yang hanya dijumpai/dilaksanakan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Misalnya Kota/Kabupaten yang area pertaniannya luas dicantumkan indikator pemakaian pestisida.
       Di dalam SPM Kab/kota di Propinsi Sumatera Selatan (Keputusan Gubernur Sumatera Selatan) pada point (huruf) “U” tentang Penyuluhan Perilaku Sehat disebutkan terdapat item Rumah Tangga Sehat (item 1), dimana disebutkan bahwa Rumah Tangga sehat adalah Proporsi Rumah Tangga yang memenuhi minimal 11 (sebelas) dari 16 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga. Lima diantara 16 indikator merupakan Perilaku yang berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan, yaitu :
1)    Menggunakan Air Bersih untuk kebutuhan sehari-hari
2)    Menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan
3)    Membuang sampah pada tempat yang disediakan
4)    Membuang air limbah pada saluran yang memenuhi syarat
5)    Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.
       Terdapat juga Penilaian Rumah Sehat (rumah secara fisik : pencahayaan, kelembaban, ventilasi, dll). Selain Rumah Tangga sehat terdapat pula point “R” yakni Pelayanan Kesehatan Lingkungan dimana item pertama (Institusi yang dibina) meliputi Rumah Sakit, Puskesmas, Sekolah, Instalasi Pengolahan Air Minum, Perkantoran, Industri Rumah Tangga dan Industri Kecil serta tempat penampungan pengungsi. Institusi yang dibina tersebut adalah unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan.

2.1.9   Interaksi Manusia dan Lingkungannya
       Secara Ilmiah manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia bernapas menghirup udara disekitarnya setiap detik. Makanan manusia diambil dari sekitarnya, demikian pula minuman, pakaian dan lain sebagainya. Tergantung dari taraf budayanya , manusia dapat sangat erat hubungannya dengan lingkungan hidupnya. Pertumbuhan penduduk yang pesat menjadi tantangan bagi industri untuk pemenuhan kebutuhan manusia, namun disamping terpenuhinya kebutuhan ada dampak negatif yang ditimbulkan yaitu pencemaran lingkungan .
       Sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat terdapat masalah kesehatan lingkungan, angka penyakit, angka kematian, dan kesehatan yang setara dengan budaya tersebut. Semuanya ditentukan oleh interaksi manusia dengan lingkungannya
       Bagi manusia lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya. Bagaimanapun dikelompokan pada prinsipnya  ( lingkungan air, udara, tanah, sosial, dll) tidak dapat dipisah-pisahkan, karena tidak mempunyai batas yang nyata  dan merupakan suatu komponen ekosistem.  Pengetahuan tentang hubungan antar jenis lingkungan sanagatlah penting  agar dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.
  
2.2  Gambaran Umum Kabupaten Banyuasin
2.2.1 Gambaran Kabupaten Banyuasin
A.   Letak Geografis dan Luas Wilayah
       Kabupaten Banyuasin adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari  Kabupaten Musi Banyuasin yang terbentuk berdasarkan UU No. 6 Tahun 2002, terletak di pantai timur Sumatera. Wilayahnya seluas 11,832, 99 km2 (sekitar 12,18 % dari luas propinsi Sumatera Selatan).
Gambar 1
Peta Wilayah Kabupaten Banyuasin


       Kabupaten Banyuasin  terletak di antara 1,30 - 40 Lintang Selatan dan 1Mo 40' - 1050 15' Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :
-          Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muara Jambi Provinsi Jambi dan Selat Bangka,
-          Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Air Sugihan dan Kecamatan Pampangan                     Kabupaten Ogan Komering llir.
-          Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sira Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering          llir; Kota Palembang; Kecamatan Gelumbang dan Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Muara             Enim
-          Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lais, Kecamatan Sungai Lilin dan Kecamatan              Bayung Lincir Kabupaten Musi Banyuasin,

B.   Keadaan Alam
1.    lklim dan Curah Hujan
       Wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki iklim tropis basah dengan dua musim (hujan dan kemarau), atau tipe iklim 81 menurut klasifikasi Oldemand. Suhu rata-rata 26,f-27,40 Celcius. Kelembaban relatif 69,40lo-85,5%. Variasi curah hujan antara 1,07*13,32 mm sepanjang tahun. Rata-rata curah hujan 2,723 mm/tahun.
2.    Topografi
       Sebagian besar (80%) dari wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki topografi datar berupa lahan rawa pasang surut dan rawa lebak. Sedangkan selebihnya (20 %) berupa lahan kering yang berombak sampai bergelombang (berbukit-bukit) dengan sebaran ketinggian antara 0-40 meter di atas permukaan laut.
Gambar 2
Bentang Alam Wilayah Banyuasin

        
                   Lahan rawa pasang surut yang terletak di sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Sugihan, Muara Padang, Air Saleh, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasin ll, Pulau Rimau, Banyuasin I, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, sebagian Kecamatan Banyuasin III, sebagian Kecamatan Betung dan sebagian Kecamatan Tungkal llir. Selanjutnya lahan rawa lebak terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan Rambutan, sebagian kecil Kecamatan Banyuasin I dan Kecamatan Banyuasin III. Sedangkan lahan kering dengan topografi agak bergelombang terdapat di sebagian besar Kecamatan Betung, Kecamatan Banyuasin III, Kecamatan Talang Kelapa serta sebagian kecil Kecamatan Rambutan

3.    Hidrologi
                   Berdasarkan sifat tata air, wilayah Kabupaten Banyuasin dapat dibedakan menjadi daerah dataran kering dan daerah dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran sungai.

4.    Kependudukan
             Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, penduduk Kabupaten Banyuasin pada tahun 2010 berjumlah 750.110 jiwa dengan kepadatan rata-rata 63,4 jiwa per km2. Kepadatan penduduk antar Kecamatan sangat bervariasi. Yang tertinggi kepadatan penduduknya (220,9 jiwa/Km2) adalah Kecamatan Talang Kelapa yang merupakan daerah pinggiran kota. Sedangkan yang rendah kepadatan penduduknya adalah Kecamatan-kecamatan yang berada di wilayah pesisir, sebagian wilayahnya merupakan eks pemukiman Transmigrasi.

2.2.2 Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Berkelanjutan di Kabupaten Banyuasin
             Kabupaten Banyuasin yang sebagian besar yaitu sekitar 80 % yang wilayahnya berupa lahan rawa pasang surut dan rawa lebak tentu memiliki resiko sebaran penyakit yang bersumber dari lingkungan yang cukup tinggi, karena udara di sekitar lingkungan rawa  tidak segar dan tinggi akan faktor resiko sumber penyakit salah satunya malaria. Untuk itu Masalah lingkungan menjadi perhatian utama bagi pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui SKPD Dinas Kesehatan Bidang Kesehatan Lingkungan berupaya untuk menanggulangi permasalahan kesehatan lingkungan yang terjadi diwilayah Kabupaten Banyuasin secara terpadu dan tuntas serta berkelanjutan.
             Interaksi manusia dengan lingkungan hidup adalah suatu proses yang wajar sejak manusia di lahirkan di dunia sampai akhir hayatnya. Hubungan yang saling timbal balik ini tentu diharapkan adanya keseimbangan dintara keduanya.
             Jumlah penduduk yang makin meningkat menuntut manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian aktivitas atau kegiatan manusia dalam menghasilkan suatu produksi barang maupun sandang, pangan dan papan juga meningkat, selain menghasilkan barang untuk pemenuhan kebutuhan hidup, kegiatan ini juga menghasilkan bahan buangan, yang jika tidak diatur maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan tersebut seperti penumpukan sampah, polusi , dan sebagainya yang berpengaruh pada kualitas lingkungan. Selain faktor tofografi Kabupaten Banyuasin yang wilayahnya rawa, hal ini juga  yang menjadi permasalahan lingkungan di Kabupaten Banyuasin, karna kualitas lingkungan yang buruk  akan mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat. Sebab sebagaimana kita ketahui ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan yaitu Lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Dan faktor yang paling dominan adalah faktor lingkungan.
             Dengan demikan permasalahan kesehatan masayarakat menjadi semakin kompleks. Dan inilah pentingnya peran kesehatan lingkungan yaitu mencegah penyebaran penyakit melalui lingkungan, dengan menghilangkan penyebab-penyebab penyakit secara rasional, sitematis dan berkelanjutan.
       Adapun lingkup kegiatan program kesehatan lingkungan yang diselenggarakan yaitu :
A.   Penyediaan Air Bersih
       Wilayah Banyuasin yang sebagian besar rawa dan daerah perairan menyebabkan sebagian besar masyarakat di wilayah ini menggunakan air hujan sebagai sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari.  Sebagaimana diketahui air hujan atau air angkasa ini bersifat lunak karena kadar mineral yang terdapat didalammnya sedikit sekali.
       Ketika air itu turun melalui udara maka material yang terdapat didalam udara seperti gas (O2, CO2, dan N2) jasad renuk dan debu larut dan turun bersama-sama air hujan jatuh kepermukaan bumi hingga air ini bukan merupakan sumber air murni lagi tapi bercampur dengan partikel-partikel yang ada di udara.  (Kusnoputra, dalam Aris, 2003).
       Berdasarakan data laporan UPT Puskesmas yang ada di Kabupaten Banyuasin, rumah tangga  yang mendapat akses air bersih sebanyak 63,6% dan tidak mendapatkan akses sebanyak 36, 4% (Tahun 2010) , dan ini masih dibawah target Indonesia Sehat 2010 yaitu 85%.
       Berikut komposisi sumber air bersih yang digunakan rumah tangga diwilayah Kabupaten Banyuasin :
Gambar  4
Akses Air Bersih Penduduk di Kab. Banyuasin Tahun 2010

       Dari Profil Kesehatan Kab. Banyuasin Tahun 2010 dapat dilihat bahwa penduduk yang bisa mendapatkan akses sumber air bersih, sebagian besar sumbernya berasal dari PAH (Penampungan Air Hujan) yaitu 30,1 %.
             Penggunaan air yang tidak memenuhi syarat-sayarat kualitas air (fisik, kima, dan mikrobiologis), dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan berupa penyakit menular maupun tidak menular, seperti diare, cholera, typoid dan sebagainya.
             Selain itu air juga dapat berperan sebagai sarang penyakit yaitu sarang insekta yang membawa sumber penyakit bagi masyarakat seperti nyamuk Aedes sp  untuk penyakit Demam berdarah Dangue (DBD), nyamuk Anophels sp untuk penyakit malaria dan Culex sp untuk filariasis.
                   Untuk mencegah penyakit bawaan air ini, maka kualitas badan air perlu dijaga, dengan tidak membuang limbah hasil aktivitas masyarakat ke badan air.
             Untuk saat ini kegiatan yang dilaksanakan bagian kesehatan lingkungan hanya sebatas pengukuran dan pengujian kualitas air dan bentuk pelaporan jumlah rumah tangga yang mampu mengakses sumber air bersih (form pelaporan terlampir).

B.   Pengelolaan Sanitasi Dasar
       Pengeloaan sarana sanitasi dasar meliputi jamban, tempat sampah,  dan saluran pembuangan air limbah (SPAL).
1.    Pengeloaan Jamban dan  Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
       Tinja dan limbah  cair yang merupakan sumber penyakit tentulah harus dijauhkan dari manusia, karena jika tidak dikelola sebagaimana mestinya akan menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Tinja dan limbah cair yang bila mencemari badan air, sungai, ataupun danau menyebabkan air tersebut tidak layak dikonsumsi manusia. Tinja yang secara estetika tidak sedap dipandang juga menimbulkan bau yang menyengat dan tinja juga merupakan sumber penyakit karna menjadi sarang serangga seperti lalat yang bila hinggap lalu akan hinggap di makanan dan bila makanan yang sudah terkontaminasi dimakan manusia akan menyebakan sakit seperti diare.
       Untuk itu diperlukannya pengelolaan  dan penanganan  tinja dan limbah cair ini secara seniter dan aman.  Artinya penanganan yang dilakukan haruslah sesuai dengan teknik dan prosedur yang sudah ditetapkan.
      

       Dengan demikan diharapkan penanganan yang dilaksanakan semestinya akan bisa mencegah pencemaran lingkungan. Dan diharapkan pada akhirnya mendukung pelestarian lingkungan. Penanganan tinja dan limbah cair secara saniter ini merupakan salah satu kegiatan penyehatan lingkungan
       Data yang dilaporkan dari Puskesmas bahwa di tahun 2010 adalah KK yang memiliki jamban keluarga sebanyak  75, 2 % dan yang jamban sehat sebanyak 64,2 %. Dan KK yang yang memilik SPAL yang sehat sebanyak 40, 3 % dari 52,6 % yang diperiksa ( Form pemeriksaan Jamban dan SPAL terlampir).
       Adanya peningkatan jumlah KK yang memiliki jamban tidak terlepas dari program CLTS (Community Led Total Sanitation) yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan yaitu pemberdayaan masyarakat dengan menganalisis keadaan dan resiko pencemaran lingkungan  yang disebabkan oleh buangan tinja, yaitu penghentian buang air besar sembarangan/tempat terbuka dan pembangunan serta penggunaan jamban secara mandiri tanpa subsidi.
       Para sanitarian di Puskesmas diberi pelatihan, dan pada nantinya di desa pada wilayah kerjanya akan melakukan perberdayaan masyarakat sekitar untuk melakukan CLTS .
       Program CLTS ini sendiri merupakan bagian dari komponen PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat point ke-6 yaitu jamban sehat yang dilakukan dengan pemicuan akan rasa jijik, malu, takut, sakit, berdosa dan rasa tanggung jawab dalam kaitannya buang air besar yang dilakukan disembarang tempat, menawarkan air yang sudah tercemar tinja dari air sungai, kebun, dan sebagainya. Diharapkan dengan pemicuan ini masyarakat mau berkomitmen untuk melakukan perubahan perilaku ke prilaku hidup bersih dan sehat. Dan mendorong perubahan paradigma mereka semiskin apapun masyarakat itu mampu membangun jamban.
       Adapun komponen yang terlibat yaitu masyarakat, fasilitator, natural leader, dan instutionalisasi.

2.    Pengelolaan Tempat Sampah
       Penumpukan sampah disembarang tempat yang secara estetika tidak sedap dipandang mata dan juga menimbulkan bau juga bisa menjadi sumber penyakit yang dapat menggangu kesehatan masyarakat. Sampah yang bertebaran akan menjadi sarang lalat dan tikus, lalat tersebut akan hinggap pada makanan yang tidak ditutup kemudian dimakan dan akan menyebakan sakit diare. Bau yang tidak sedap akan menyebabkan gangguan pernapasan yaitu ISPA dan pneumonia. Untuk itu perlu adanya pengelolaan sampah secara terpadu. Adapun kegiatan penyehatan lingkungan dalam rangka pengelolaan tempat sampah yaitu kerja sama dengan dinas terkait seperti Dinas Kebersihan. Dengan menyediakan tempat pembuangan sampah sementara diberbagai sudut kota, dan adanya tempat pembuangan akhir (TPA). Selain penyediaan sarana fisik tersebut diadakan pula penyuluhan mengenai menjaga kebersihan lingkungan sekitar baik itu dari Puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin.
C.   Kesehatan Pemukiman
       Adapun permasalahan pemukiman yang terjadi di Kabupaten Banyuasin :
1)    Di pedesaan pemukiman dan perumahan masih sangat berkaitan erat dengan           budaya dan adat istiadat masyarakat setempat dan ini sering kali tidak memenuhi kondisi kesehatan lingkungan. Sebagai contoh : kandang hewan ternak sering ada di            bawah rumah (rumah bertingkat) padahal menurut persyaratan rumah sehat        kandang hewan peliharaan harus dijauhkan dari rumah tempat tinggal karna, akan menjadi sumber penyakit bagi penghuni rumah.
2)    Pada daerah pemukiman transmigran seperti beberapa wilayah di Kabupaten          Banyuasin sebagai contoh daerah sekitar rawa. Dimana pembangunan hunian           belum memperhatikan aspek kesehatan lingkungan dan belum dapat memberikan   perlindungan yang baik bagi penghuninya.               
       Untuk itulah perlu adanya program penyehatan perumahan dan pemukiman. Rumah sehat itu sendiri merupakan bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan diantaranya memiliki jamban sehat, adanya akses air bersih, adanya tempat pembuanagan sampah, adanya SPAL, memiliki ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dengan jumlah penghuni rumah, dan lantai tidak terbuat dari tanah.
       Berdasarakan laporan dari puskesmas di Kabupaten Banyuasin tahun 2010, persentase rumah sehat yaitu sebesar 60,3 % dan angka ini masih dibawah target Indonesia Sehat 2010 yaitu sebesar 80%. Masih rendahnya persentase ini dikarenakan kurangnya pemahaman sektor terkait dan masyarakat akan pemahaman konsep pembangunan berwawasan lingkungan.
       Kegiatan atau upaya yang dilakukan dalam usaha penyehatan perumahan dan pemukiman diantaranya penyuluhan tentang rumah sehat dan pemeriksaan rumah sehat dan layak per triwulan yang dilakukan oleh puskesmas di wilayah kerjanya masing-masing.


D.   Pemeriksaan Tempat-Tempat  Umum
       Tempat-tempat umum (TTU) merupakan sarana fasilitas yang digunakan oleh khalayak ramai, dimana tempat ini juga harus dijaga kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Dalam peningkatan kesehatan ini, pengelolaan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan berupa pemeriksaan diantaranya :
1)    TTU sarana wisata seperti hotel, losmen/penginapan, kolam renang
2)    TTU tempat/ rumah ibadah
3)    TTU institusi sekolah meliputi TK/PAUD, SD/sederajat, SLTP/sederajat, dan         SLTA/sederajat
4)    TTU sarana pusat perekonomian, meliputi pasart radisional, pasar swalayan
5)    TTU sarana kesehatan, meliputi RS Umum, Puskesmas, PUSTU (Puskesmas           Pembantu), POSKESDES (Pos Kesehatan Desa), dan klinik kesehatan
       Kesemua pemeriksaan TTU ini juga diberlakukan secara berkala  yaitu per triwulan, pemeriksaan ini bertujuan apakah sarana yang sudah ada telah memenuhi syarat-syarat kesehatan lingkungan.
E.   Pengelolaan Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman (TPM).
       Makanan merupakan kebutuhan manusia, makanan berfungsi memberikan tenaga dan asupan gizi bagi tubuh kita, untuk itu perlu dijaga higiene dan sanitasinya agar makanan tersebut dapat berfungsi optimal bagi tubuh kita.
       Banyaknya kasus penyalahgunaan dalam produksi bahan makanan maupun makanan jadi seperti kontaminasi pestisida pda bahan makan seperti sayuran dan buah-buahan, pemakaian bahan berbahaya pengawet seperti boraks dan formalin dan bahan pewarna tekstil yang sering digunakan untuk pewarna makanan pada makanan jadi, tentu ini sanagat merugikan masyarakat sebagai konsumen, karna dapat menyebabkan sakit. Seperti halnya makanan yang mengandung bahan pengawet ataupun pewarna tekstil jika terakumulasi di dalam tubuh, makanya akan pengakibatkan penyakit degeneratif seperti tumor dan kanker, begitu pulanya bahan makanan yang terkontaminasi pestisida.
       Untuk menanngulangi permasalahan ini program pengeloaan penyehatan lingkungan yang dilakukan yaitu adanya pemeriksaan higiene sanitasi makanan, dengan sasaran seperti warung makan, restoran, rumah makan, jasa boga, industri rumah tangga, makan jajanan di sekolah-sekolah dan sebagainya.
       Pemeriksaan higiene sanitasi makanan ini juga dilakukan per triwulan jadi dalam 1 tahun ada empat kali pemeriksaan.

F.    Pemeriksaan Tempat Pengelolaan dan Penyimpanan Pestisida (T2P Pestisida)
       Pestisida memang sangat penting bagi peningkatan hasil pertanian dan perkebunan, dan dituntut penggunaannya harus dan mutlak secara aman, karena tidak dipungkiri pestida merupakan bahan yang berbahaya bila digunakan sembarangan.
       Penggunaan yang tidak semestinya bisa menimbulakan dampak negatif baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan maupun bagi lingkungan.
       Kabupaten banyuasin yang sebagian besar mata pecaharian penduduknya dibidang pertanian dan perkebunan tentulah menggunakan pesisida pada sektor pertanian dan perkebunannya, tidak menutup kemungkinan akan terjadi keracunan pestisida untuk itu lah diperlukan adanya pengelolaan dan pengamanan pestisida sesuai dengan persyaratan.
       Pengelolaan yang dilakukan berupa pemantauan dalam pengelolaan dan pengamanan pestisida baik itu di tempat penjualan/toko pertanian, koperasi desa, ataupun rumah tangga yang menyimpan pestisida.

G.   Pemeriksaan Jentik Nyamuk
       Salah satu upaya preventif yang dilakukan di puskesmas diwujudkan  dalam bentuk program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) seperti Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Jumlah kejadian yang terus meningkat dikarenakan kurangnya prilaku masayarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk.
       Untuk itu dipelukannya program pemberantasan DBD yaitu dalam upaya pemutusan mata rantai penyakit dengan melakukan pembersihan sarang nyamuk, dengan fokus kegiatan pemantauan jentik nyamuk secara berkala di rumah tangga dan penyuluhan 3M Plus.

H.   Program Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
       Adapun usaha yang dilakukan dalam menunjang upaya kesehatan lingkungan yaitu program PHBS. PHBS merupakan suatu upaya pemberdayaan anggota rumah tangga agar secara sadar melakukan prilaku hidup bersih dan sehat.
       Adapun prilaku yang paling penting yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan yaitu menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk dirumah. 


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1  Kesimpulan
            Dalam rangka pencapaian misi Kabupaten Banyuasin yaitu “ menciptakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk menjamin keberlanjutan “ dan visi Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin “ Banyuasin Sehat dan Berkualitas tahun 2013”.  . Adapun permasalahan kesehatan lingkungan di Kabupaten Banyuasin, yaitu :
1.  Wilayah Kabupaten Banyuasin yang sebagian besar merupakan daerah perairan yaitu    rawa pasang            surut  dan rawa lebak sangat berpotensi dan berisiko sebaran penyakit yang     bersumber dari lingkungan
2.  Peningkatan jumlah penduduk berdampak meningkatnya produksi demi untuk pemenuhan kebutuhan            hidup selain berdampak positif yaitu kesejahteraan masyarakat       juga berdampak negatif yaitu                    pencemaran seperti penumpukan samapah, pestisida ,       limbah rumah tangga, dan limbah manusia.
3.  Masih tingginya angka rumah tangga yang tidak ada akses akan air bersih (dibawah      angka target              nasional) , dan sebagian besar rumah tangga yang menggunakan air PAH         untuk keperluan sehari-          hari juga berdampak terhadap gangguan kesehatan.
4.  Permasalahan pemukiman baik pedesaan maupun pemukiman transmigran yang belum berwawasan              lingkungan.
            Untuk itu diselenggarakan program pengelolaan kesehatan lingkungan berkelanjutan di wilayah Kabupaten Banyuasin secara terpadu dan tuntas.  Adapun bentuk pengelolaan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan yaitu mencakup aspek  :
1.  Penyediaan air bersih
2.  Pengelolaan sanitasi dasar, meliputi pengelolaan jamban, tempat sampah dan saluran                 pembuangan air limbah (SPAL)
3.  Kesehatan pemukiman
4.  Pemeriksaan tempat tempat umum (TTU), meliputi sarana wisata, tempat ibadah,          institusi sekolah, sarana pusat perekonomian, dan sarana kesehatan.
5.  Pengelolaan higiene sanitasi makanan dan minuman (TPM)
6.  Pemeriksaan tempat pengelolaan dan penyimpanan pestisida (T2P Pestisida)
7.  Pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala
8.  Program Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

3. 2      Saran
A. Bagi Pemerintah atau Institusi Terkait
1.  Meningkatkan manajemen atau pengelolaan kesehatan lingkungan yang lebih terencana            sehingga        program-program yang dilaksanakan dapat lebih optimal secara terpadu dan tuntas
2.  Meningkatkan kerjasama dengan institusi/ dinas terkait seperti Badan Lingkungan        Hidup, Dinas Tata      Kota dan Dinas Kebersihan sehingga pengelolaan kesehatan         lingkungan yang dilaksanakan akan            lebih berkesinambungan dan berkelanjutan.
3.  Peningkatan pelaksanaan pemantauan kegiatan kesehatan lingkungan dan diharapkan   adanya umpan            balik dari pelaporan sehingga permasalahan kesehatan lingkungan dapat          segera teratasi.
B. Bagi Masyarakat
1.  Diharapkan masyarakat mau berpartisipasi untuk menjaga lingkungan sekitarnya
2.  Diharapkan masyarakat melaksanakan program prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah                  tangganya masing-masing sehinga bisa dan mampu meningkatkan kualitas        hidup mereka.


















DAFTAR PUSTAKA

Aris Wijayanto, 2003, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Cakupan Sarana Air Bersih di Desa Cipta Praja Kecamatan keluang Musi Banyuasin Tahun 2003,  Skripsi STIKES Abdi Nusa Palembang

Direktorat Jendral PPm dan PL. 2005 . Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan. Jakarta : Depkes RI

Hasyim, Hamzah. 2008. Buku panduan PBL : Manajemen Kesehatan Lingkungan dalam
Upaya Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. ( 2008 : 22-24). Indralaya. PSKM FK Unsri

Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu

NN, 2007. Dasar Kesehatan Lingkungan. Diakses dari http://ajago.blogspot.com/2007/12/dasar-kesehatan-lingkungan.html tanggal  10